top of page

Ulasan Sastra: For Heidi With Blue Hair

  • Writer: Aksara Jiwa
    Aksara Jiwa
  • Apr 6, 2020
  • 2 min read

Oleh: Aisah Batari


Untuk ulasan sastra kali ini, aku akan membahas tentang sebuah puisi berjudul, For Heidi with Blue Hair karya Fleur Adcock di tahun 1980an. Beliau ialah seorang penyair dari Selandia Baru dimana sebagian besar karyanya berputar tentang kehidupan dan hubungan antar sesama manusia. Sisipan-sisipan sarkas dan dark twist juga menjadi ciri khas tersendiri untuk puisi-puisi yang ditulis oleh penyair istimewa ini.

For Heidi with Blue Hair sendiri menceritakan Heidi (baca: Hai-di), si tokoh utama, yang dipulangkan dari sekolah karena mewarnai rambutnya dengan warna biru menyala dan dengan potongan gaya model punk, meskipun tidak ada peraturan yang melarangnya. Dukungan diberikan oleh ayah Heidi sesaat melihat Heidi menangis di dapur. Melalui panggilan telepon, ayah Heidi meluruskan masalah tersebut dengan sang Kepala Sekolah yang berargumen bahwa pemilihan warnanya-lah yang bermasalah, bukan model ataupun tindakan mewarnainya. Banyak yang beranggapan bahwa perubahan penampilan Heidi yang mendadak ini seolah-olah sebagai pengekspresian diri untuk memberontak melawan dunia yang tidak adil atas kematian ibunya baru-baru in. Alhasil, pihak sekolah menyerah dan membiarkan Heidi mengekspresikan diri dan diikuti oleh gerakan solidaritas oleh teman-temannya dengan sama-sama mewarnai rambut mereka.

Puisi ini menunjukkan bahwa pendirian yang kuat dan didorong dengan bantuan yang tepat, dapat mengalahkan ketidakadilan. Disini, kesewenang-wenangan pemangku kebijakan yang memulangkan Heidi seenaknya hanya dikarenakan warna rambutnya yang tidak sesuai “warna sekolah” telah dikalahkan oleh dukungan orang tua dan pertemanan. Di lain sisi, puisi ini mengilustrasikan bahwa hubungan antar manusia akan dipengaruhi oleh prasangka dan opini publik. Seperti contohnya saat pihak sekolah yang ‘meloloskan’ Heidi karena banyak yang memberatkan kematian ibunya.

Aku memberikan skor 7/10 untuk puisi ini dan sangat merekomendasikan mahasiswa sebagai agent of change agar dipahami lebih dalam. Hal yang aku suka dari puisi ini adalah pesan untuk perubahan yang disampaikan secara subtle oleh sang penulis. Ditambah lagi dengan cara penulis yang paham akan posisi Heidi disaat “not even if I wanted to try” dan menggambarkan sang ayah sebagai freedom-loving figure tapi disaat yang sama, masih sadar akan pentingnya memperhatikan hukum yang berlaku. (325)


For Heidi with Blue Hair

karya Fleur Adcock

When you dyed your hair blue

(or, at least ultramarine

for the clipped sides, with a crest

of jet-black spikes on top)

you were sent home from school

because, as the headmistress put it,

although dyed hair was not

specifically forbidden, yours

was, apart from anything else,

not done in the school colours.

Tears in the kitchen, telephone calls

to school from your freedom-loving father:

“She’s not a punk in her behaviour;

it’s just a style.” (You wiped your eyes,

also not in a school colour.)

“She discussed it with me first –

we checked the rules.” “And anyway, Dad,

it cost twenty-five dollars.

Tell them it won’t wash out –

not even if I wanted to try.

It would have been unfair to mention

your mother’s death, but that

shimmered behind the arguments.

The school had nothing else against you;

the teachers twittered and gave in.

Next day your black friend had hers done

in grey, white and flaxen yellow –

the school colours precisely:

an act of solidarity, a witty

tease. The battle was already won.

 
 
 

Recent Posts

See All
Peran

Anak manusia riuh dengan peran Anak manusia mengandung beban Kebingungan Ia mencari jalan Meratap waktu dihentikan Ia lelah jadi beban...

 
 
 
Perempuan Idealis

Perempuan idealis itu berpikir Bahwa Ia bisa mengubah manusia yang kikir Karena dia tau picik hati manusia sebab tak pernah berpikir...

 
 
 
Kudeta Alam Semesta

Manusia... Perangaimu bagai malaikat namun bertanduk iblis Sang Penyair spektakuler, juga penghasut yang ulung Konduktor malapetaka...

 
 
 

Comentarios


Terima kasih telah mengunjungi website kami. 

Bantu Apakah menjadi lebih baik lagi dengan mengisi kolom saran di bawah ini.

Thanks for submitting!

© 2019 by Sanggar Kesenian Apakah.

bottom of page