top of page

Kudeta Alam Semesta

  • Writer: Aksara Jiwa
    Aksara Jiwa
  • Aug 19, 2020
  • 1 min read

Updated: Nov 19, 2020

Manusia...


Perangaimu bagai malaikat namun bertanduk iblis

Sang Penyair spektakuler, juga penghasut yang ulung

Konduktor malapetaka terbaik tuhan


Lihatlah ulahmu wahai Manusia!

Dahulu sungaiku jernih, sekarang bagai tempat pembuangan sampah

Dahulu pepohonan menjulang ke atas, sekarang tergantikan oleh bangunan pencakar langit

Tidakkah kau pahami diamnya ibu pertiwi?

Menangis dalam diam, meronta dalam senyap


Wahai manusia...

Kau berjalan di muka bumi bagaikan seorang raja!

Memandang alam sebagai budak-mu

Kami... iya kami... kami sudah muak dengan ulahmu yang berkedok agama

Ego melebihi ke-esaan Tuhan-mu, dan birahi keserakahan yang tak tertahan.


Namun sekarang..

Kalian ketakutan atas murka alam semesta

Di atas ketakutan kalian, muncullah sifat asli kalian yang menjijikkan itu

Dan kalian pernah mengaku sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna? Cuih menjijikan.


Dimana ideologi yang kau pegang erat?

Dimana kemanusiaan yang adil dan beradab,

Nyatanya hanya kemanusiaan yang serakah dan biadab.

Mencari nafkah di atas kesengsaraan orang-orang setempat


Dimana letak keadilan sosial!

Semua orang terpapar keganasan ultimatum kami, apa yang akan engkau lakukan?

Kalian berlomba-lomba menyelamatkan diri sendiri dan menghiraukan yang lain

Si-kaya akan mendiami lahan mereka, sementara si-miskin akan mendiami lahad mereka


Dimana sifat angin angkuhmu dulu disaat kau hidup tenang?


Wahai manusia!!

Lihatlah diri kalian sekarang,

Gunakanlah slogan mati satu tumbuh seribu kalian

Kita lihat seberapa jauh pepatah itu bertahan


Inilah kudeta alam semesta!


-MLNHFZ 13 April 2020

Recent Posts

See All
Peran

Anak manusia riuh dengan peran Anak manusia mengandung beban Kebingungan Ia mencari jalan Meratap waktu dihentikan Ia lelah jadi beban...

 
 
 
Perempuan Idealis

Perempuan idealis itu berpikir Bahwa Ia bisa mengubah manusia yang kikir Karena dia tau picik hati manusia sebab tak pernah berpikir...

 
 
 
Ingatan

Gadis itu mengingat kembali Semilir-semilir angin yang menerpa wajahnya Mencari sisa-sisa kenangan, bunga apinya Tak lupa panjatkan doa...

 
 
 

Kommentarer


Terima kasih telah mengunjungi website kami. 

Bantu Apakah menjadi lebih baik lagi dengan mengisi kolom saran di bawah ini.

Thanks for submitting!

© 2019 by Sanggar Kesenian Apakah.

bottom of page